Shina’atul ‘Uqul (Rekayasa Akal-Akal Baru)

anis_matta.jpgBagaimana mendefinisikan pendidikan (tarbiyah) dalam tiga kata? Saya yakin, kesulitan akan menanti anda bila anda mencoba mencari definisi pendidikan dengan kualifikasi seperti tadi dalam berbagai buku ilmu pendidikan. Saya yakin itu. Mengapa ?
Barangkali, dimensi yang termuat dalam kata pendidikan (tarbiyah) terlalu banyak, dan sulit untuk dirangkum dalam hanya tiga kata. Tapi, saya telah menemukan definisi itu. Pendidikan (tarbiyah), kata Muhammad Quthb dalam Manhaj Tarbiyah Islamiyah, adalah “Seni Membentuk Manusia” (Fannu Tasykilil Insan).
Kita semua tahu, dimensi-dimensi manusia yang harus dibentuk adalah akal, hati, dan badan. Bila ketiga hal itu dilihat dari sisi proses tarbiyah yang telah dilakukan oleh Harakah Islam, patutlah sejenak kita bergembira. Sebab, ada banyak angka keberhasilan yang dapat kita raba, lihat dan saksikan. 
Hanya ada satu hal yang nampaknya perlu difokuskan lebih jauh di sini. Tantangan untuk merumuskan “ Manhajul Badailil Islamiyah “ perlu disikapi lebih jauh dalam bentuk implementasi nyata. Pada bagian ini, yang ingin menjadi fokus adalah implementasinya pada skala struktur.
Tantangan itu tentu membutuhkan sejumlah SDM Harakah Islamiyah. Dengan kata lain, sudah saatnya Harakah Islamiyah membibit qiyadah-qiyadah fikriyah yang diantara fungsi-fungsinya adalah merumuskan Al-Badailul Islamiyah itu. Sebab, sejauh ini , Harakah Islamiyah terbilang berhasil melahirkan qiyadah ruhiyah (pemimpin jihad), qiyadah siyasiyah (pemimpin politik). Tapi, setelah Harakah Islam berhasil membobol tembok wilayah politik, seperti yang kita lihat pada pada kasus Turki, Yaman, Yordania, Kuwait, Sudan dan lainnya, tantangan selanjutnya secara langsung ditujukan kepada basis kepemimpinan pemikiran.
Dalam kaitan itu, makin terasa urgensi memberi orientasi baru yang lebih terfokus pada aspek Fannu Shina’atul Uqul (seni merekayasa akal-akal baru ) dalam Harakah Islam. Untuk itu, kita dituntut memahami sejumlah problema yang menimpa akal muslim, konsep strukturisasi tsaqafah muslim, konsep pembinaan manusia-manusia jenius dan lainnya.
Pertimbangannya adalah, Harakah Islam telah berhasil melalui satu tangga dari fase kebangkitannya, yaitu Yaqizhah Ruhiyah (kebangunan spritual). Dan kini saatnya kita melangkah lebuh jauh menaiki tangga selanjutnya. Yaitu, fase Shahwah Fikriyah (Kebangkitan Pemikiran). Fase ini berfungsi memberi kontribusi konseptual pada proses aplikasi Islam secara kaffah dalam konteks kehidupan modern.
Walhasil, kita perlu memperluas wawasan konseptual kita tentang makna tarbiyah, sekaligus mencoba sumber-sumber pengayaan dalam menangani seni merekayasa akal-akal baru Muslim modern, yang mampu memadukan dimensi ashalah (orisinalitas) dan mu’asharah (kekontemporeran). Karena, akal-akal Muslim sebelumnya, selalu hanya mampu mengambil satu sisi dari karakter kepemikiran ini. Ada pemikir yang memiliki ashalah tsaqafiyah, tapi tidak mampu berinteraksi dengan zamannya. Demikian pula sebaliknya. Ada juga yang kadang mencoba memadukannya, tapi gagal dan hanya berakibat split. Mungkinkah Harakah Islam kini mampu melewati batas-batas kegagalan itu ? Semoga!
(Disalin dari buku Arsitek Peradaban, karangan Anis Matta, diterbitkan tahun 2006 oleh Fitrah Rabbani)

Share

Related posts

5 Thoughts to “Shina’atul ‘Uqul (Rekayasa Akal-Akal Baru)”

  1. Hendra Sugiantoro

    Suatu proses panjang yang memang harus dilakukan oleh harakah Islam.

  2. mastomo

    Salam buat pak Tifatul RS, dari teman lama di PLN …. Djoko Pratomo, yang semasa bersama beliau di Surabaya 1985 …. mengalami kecelakaan jatuh dari tebing …. sehingga lumpuh kedua kaki, tetapi masih bekerja …..,

    Wassalam :

    Djoko Pratomo
    Ungaran

  3. Muji

    Bismillah…
    Assalamualaikum…
    Saya punya satu pertanyaan untuk para pemimpin ummat…
    Tahukah bapak berapa banyak kader yang merasa tarbiyah tak lagi mempunyai ruh..?
    Tolong jangan biarkan mereka…
    Rangkullah lagi mereka karena sesungguhnya mereka tidak futur…
    Mereka adalah orang-orang yang merindui jalan syurga penuh ruh tarbiyah seperti dulu..
    Wassalam

  4. Indra Zain

    Manusia kini selalu melihat bahwa otak adalah sesuatu yang mesti dibuat jenius agar hidup yang dijalani terasa mudah. Untuk menjalani hidup dan kehidupan ini Allah telah memerintahkan kita untuk mencontoh Rasulullah. Hidup dan kehidupan seperti Rasulullah-lah yang semestinya selalu dilakukan penelitian. Dengan hidup dan kehidupan yang dilakukan Rasulullah, Allah telah mensejajarkan penyebutan namanya dengan nama Allah bagi mereka yang akan masuk Islam. Itu sesuatu yang sangat didambakan manusia sejati seharusnya.

     Ingat ! Akal bukanlah otak.
     Kalau akal adalah otak, hewan juga punya otak.
     Ingat ! Akal bukanlah otak.
     Semakin sering akal digunakan, akan semakin cerdas.
     Semakin cerdas akal, akan semakin taat kepada Allah dan Rasulullah.
     Semakin sering otak dilatih, akan semakin cerdas.
     Semakin cerdas otak tidak ada yang bisa menjamin semakin taat kepada Allah dan Rasulullah (Ingat ! Oang Cina selalu menggunakan otaknya).
     Bagi yang menggunakan akal dijamin taat pada Allah dan Rasulullah.
     Bagi yang menggunakan otak tidak ada jaminan untuk taat kepada Allah dan Rasulullah (Ingat ! orang Jepang selalu menggunakan otaknya).

    Lihat hidup dan kehidupan Malaikat yang diberi akal. Jadi akal adalah ciptaan-Nya yang siap pakai untuk beribadah kepada-Nya (baca ayat-ayat Al Qur’an tentang akal).

    Nafsu adalah ciptaan-Nya yang paling berani pada Allah. Siapa yang mebisikkan kepada Iblis untuk enggan sujud kepada Adam. Ingat iblis diberi nafsu oleh Allah. Bukan setan yang paling jahat di dunia ini tapi nafsu. Lihatlah di bulan Ramadhan ini setan dibelenggu, bagaimana perilaku manusia ? Apakah langsung taat pada-Nya atau tidak kesulitan untuk menjadi taat ?

  5. Yazidul Akmal

    Assalam Ustadz Anis.
    semoga Allah selalu memberkahi langkah perjuangan kita.
    perubahan dalam tubuh bangsa kita merupakan sebuah keharusan untuk mewujudkan negara merdeka, berdaulat adil dan makmur.
    untuk menuju jalan makmur adil dan berdaulat hanya dengan satu cara yaitu Islam. semua kita mempunyai kewajinban mendidik generasi bangsa dengan wawasan al-Qur’an dan Hadits yang matang. dan jangan sampai generasi kita mengatasnamakan Islam hanya sebatas masjid, musalla, shalat dan bentuk ibadah yang tidak keluar dari masjid. yang perlu ditegaskan negara kita tidak akan merdeka dari penjajahan barat selama kita meninggalkan Islam. Negara Barat adalah perampas hak-hak umat Islam di negeri Spanyol, Baghdad dan negeri-negeri yang lain. marilah kita tarbiyah semua generasi kita dengan Islam yang sebenarnya. at-Tarbiyah mada al-hayat.

    Akhukum Yazidul Akmal (Alumni Mahad aly an-Nuaimy Jakarta)

Leave a Comment