Berlatih dengan Ekstrim


“Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (QS Al-Insan [76]:26)

Melatih diri untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an membutuhkan upaya-upaya yang ‘ekstrim’. Menurut kita sangat berat, padahal hal tersebut sudah biasa dilakukan para salafush shalih. Contohnya menghafal Al-Qur’an sebanyak enam ribu ayat dihafal luar kepala.

Contoh amalan lain yang dianggap ekstrim oleh manusia sekarang karena jarang dilakukan adalah:

  1. Melaksanakan shalat malam dengan durasi yang panjang. Untuk itu, sedikitkanlah tidur di waktu malam, banyaklah beristigfar, dan jauhkan lambung dari tempat tidur.
  2. Berjihad di jalan Allah Swt, walaupun kondisinya sangat berat.
  3. Mengubah suasana permusuhan dengan sesama saudara menjadi suasana akrab dan hangat, membalas kejahatan dengan kebaikan.

    “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik sehingga orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan menjadi teman yang sangat setia.”(QS Fushshilat [41]:34)
  4. Menjaga pandangan mata di mana saja dan kapan saja terhadap lawan jenis yang bukan mahram.

Bila kita benar-benar ingin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mari kita sambut contoh-contoh yang ada di dalam Al-Qur’an atau sunnah dengan semangat yang tinggi dan latihan yang ‘ekstrim’:

  1.  Berlatih khatam Al-Qur’an sebulan sekali, lalu dua puluh hari sekali, lalu sepuluh hari sekali, sepekan sekali, hingga tiga hari sekali. Latihan ini juga untuk melatih kesabaran, kekuatan dan keteguhan untuk mencapai keinginan. Ketika kita melakukan sesuatu yang maksimal maka kita akan melihat yang minimal menjadi suatu yang sangat mudah dan terjangkau. Jika ingin hafal 30 juz, minimak sehari harus membaca lima juz.
  2. Berusahalah menjadi makmum qiyamullail yang panjang, minimal tiga juz atau lima juz.
  3. Berusahalah melaksanakan shalat malam sendiri dengan melatih diri membaca satu, dua, lalu tiga juz dan seterusnya. Latih diri dengan membaca mushaf hingga mampu menegakkan qiyamullail tanpa membaca mushaf.
  4. Hadirilah acara yang mengakrabkan diri kita dengan Al-Qur’an sebanyak mungkin. Pada umumnya jiwa yang belum terkondisi oleh suasana Al-Qur’an cenderung ingin menjauh dari ayat-ayat Al-Qur’an baik dari sisi suara, kajian, dsb.

Dengan berbagai upaya tersebut, maka kita dipaksa untuk dapat menikmati Al-Qur’an dan insya Allah dapat membuktikan janji Rasulullah Saw bahwa Al-Qur’an bagaikan hidangan yang lezat dari Allah Swt.

[Bagian 13 dari buku 17 Motivasi Berinteraksi dengan Al-Qur’an, karya KH. ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdur Ra’uf, Al-Hafidz, Lc]

Share

Related posts

5 Thoughts to “Berlatih dengan Ekstrim”

  1. husna

    Tilawah, memang menyenangkan. Namun tidak jarang saking asyiknya tilawah pekerjaan yang lain jadi tertunda. Apakah ini termasuk nafsu?

  2. marhaban ya ramadhan akh…

  3. ahmad

    intinya tawazun mba’ , dlm hidup ada hak2 Allah yang harus dijalani, ada hak2 orang lain yg juga harus dipenuhi, dan ada hak2 diri yg perlu dipahami

  4. rizki

    apakah telah shahih akhi jika qiyamul lail membaca alqur’an dengan membaca(melihat)mushaf?

  5. subhaanallah…jazaakumullah atas postingan nya… sangat memotivasi,, alhamdulillaahirabbil’aalamiin…

Leave a Comment