Piknik Jelang Imsak, Masjid PTDI Penuh Sesak!!!

Ketika di akhir Ramadhan sebagian besar masjid justru ditinggalkan oleh jamaah tarawihnya, pemandangan yang berbeda terjadi pada beberapa masjid di Bandung, salah satunya adalah Masjid Raya Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia. Sebagai tempat pelaksanaan i’tikaf, masjid ini penuh sesak dengan jamaah, dari kalangan lanjut usia, dewasa, remaja, bahkan bayi dan balita turut meramaikan suasana.

Selain menghidupkan malam dengan beribadah di masjid, salah satu ciri i’tikaf adalah menjadikan masjid sebagai tempat beraktifitas sepanjang hari yang disunnahkan selama 10 hari terakhir Ramadhan. Di Masjid Raya Habiburrahman, kegiatan malamnya diawali dengan tarawih ba’da isya dengan bacaan shalat 1/2 hingga 1 juz, diselingi dengan tidur 2 jam, dilanjutkan dengan Qiyamullail berjamaah dari pukul 00.30 selama 3 jam dengan bacaan shalat 2,5 juz sehingga diharapkan dapat khatam dalam 9-10 hari.

Qiyamullail
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, komando masih di tangan Ustadz Abdul ‘Aziz Abdur Rauf yang bertugas menjadi imam bersama para hafidz (penghafal Qur’an) tim LTQ Habiburrahman.

Ruku’ & sujud sepanjang 30-60 detik terasa begitu nikmat setelah berdiri yang lama karena panjangnya bacaan shalat. Bayangkan saja, untuk menyelesaikan 2 rakaat shalat dibutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Berdirinya orang yang shalat malam tidaklah sama dengan berdirinya orang di bis kota, di antrian loket BLT, atau di tengah konser pemusik terkenal. Berdirinya orang yang shalat malam akan dinilai ibadah oleh Allah SWT, bila diawali dengan niat mengharap ridha-Nya.

Selain shalat malam, ada pula tausiah/ceramah, kajian tafsir, serta kajian riyadhusshalihin. Untuk ibadah pribadi, tilawah Al-Qur’an dapat digeber sebanyak 1, 3, 5 bahkan 10 juz dalam sehari, dengan mengoptimalkan waktu luang yang ada dan meminimalkan tidur.

Menu Sahur
Untuk makan sahur, panitia menjual kupon yang ditukarkan dengan nasi bungkus setelah Qiyamullail selesai. Untuk jamaah yang lebih senang jajan, juga tersedia beberapa pilihan menu dari penjaja minuman, makanan ringan maupun berat. Air minum gratis disediakan oleh panitia, dalam kemasan cup dan botol galon. Saat makan sahur, ternyata banyak juga yang telah membawa bekal untuk sekeluarga, menggelar tikar lalu makan bersama, sehingga terlihat bagaikan piknik menjelang imsak.

Membudayanya I’tikaf
I’tikaf adalah budaya tahunan underground orang-orang shalih yang tenggelam oleh publikasi arus mudik, serta penyediaan penganan dan pakaian lebaran. Berita kecelakaan dan kesulitan mendapat tiket mudik ternyata lebih mengalihkan perhatian orang daripada berita kemuliaan dan keutamaan Ramadhan.

Ramadhan cuma sekali setahun, momen yang begitu berharga, manfaatkan sebaik-baiknya dengan bertaqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah SWT). Tak ada jaminan bahwa Ramadhan depan waktu Anda bisa lebih senggang, atau bahkan bisa jadi, Ramadhan depan bukan jatah kita lagi. Mari ber-i’tikaf!!!

Share

Related posts

5 Thoughts to “Piknik Jelang Imsak, Masjid PTDI Penuh Sesak!!!”

  1. subhanallah

    sungguh luar biasa

    sayang di daerahku tidak ada yg seperti itu

  2. Subhannallah..Alhamdulllah…Allahhu Akbar

    Teruskan budaya ini yang disebagian daerah lain sudah menipis dan mungkin belum ada.
    Walau induk organisasi PTDI sedang suram dan muram namun aktifitas di Masjid Habiburahman harus menjdi barometer syiar Islam….

  3. Esa

    Saya suka i’tikaf fi Habib. Suasana yang sangat menentramkan. Ah, tak tergantikan. Belum ada yang bisa menggantikan..
    Subhaanallaah..

  4. ridwan

    alhamdulillah…..
    daku masuk dalam salah satu barisan makmum ……
    mohon kemurahan hatimu ya Allah……I’tikaf tahun depan kembali bernikmat-nikmat dengan semua hidangan quran yang Engkau berikan.amin

  5. Imelda

    Tahun ini belum bisa i’tikaf, alangkah sedih hati ini. Semoga dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan dan bisa i’tikaf.

Leave a Comment