“………Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya……”(QS Fushshilat [41]:6)
Sikap istiqamah dan istighfar memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Dalam hal berinteraksi dengan Al-Qur’an, khususnya menghafal, sering ada gangguan yang menyebabkan kita berubah pikiran. Tadinya bersemangat dan sangat berkeinginan untuk menghafal Al-Qur’an, tiba-tiba kehilangan daya tarik untuk menyempurnakan keinginan menghafal Al-Qur’an yang selama ini diperjuangkan.
Kiat-kiat agar tak mudah berubah pikiran dan tetap memiliki keinginan yang terus hidup:
- Banyak berdoa kepada Allah Swt agar menetapkan dan meneguhkan hati kita, contohnya: “Ya Allah yang Maha Membolak-balik hati , tetapkan hatiku untuk terus menghafal kitab suci-Mu yang mulia”
- Menjaga dan memelihara lingkungan pergaulan. Bergaullah dengan para penghafal Al-Qur’an dan datangilah acara yang dihadiri para penghafal Al-Qur’an. Keinginan menghafal Al-Qur’an harus dipupuk bukan untuk dua atau lima tahun, tetapi untuk sepanjang hayat kita. Kita berharap saat bertemu dengan Allah Swt kelak, kita masih dalam kondisi terus mendekatkan diri dan berinteraksi dengan Al-Qur’an. Salah satu doa khatam Al-Qur’an:
“Ya Allah jadikanlah Al-Qur’an ini bagi kami selama di dunia sebagai teman yang selalu bersama kami, di kubur sebagai penghibur, di hari kiamat sebagai pemberi syafaat, di atas shirat sebagai cahaya, ke Surga sebagai petunjuk dan sahabat, dan dari neraka sebagai penghalang dan penolak.” - Membaca terus menerus hal-hal tentang fadhillah berinteraksi dengan Al-Qur’an, janji syafaat di hari kiamat, sejarah manusia yang sukses hidupnya bersama dengan Al-Qur’an dari Rasulullah Saw hingga manusia saat ini. Misalnya karya Yusuf Qardlawi atau Mustafa Al-Ghazali mengenai bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur’an.
[Bagian 12 dari buku 17 Motivasi Berinteraksi dengan Al-Qur’an, karya KH. ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdur Ra’uf, Al-Hafidz, Lc]
Link yang berhubungan: http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Etc/Interaksi.html
Berinteraksi dengan Al Qur’an
Dr. Yusuf al Qaradhawi