Evaluasi Pasca Ramadhan (Part 1: Shalat Malam)

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 HRamadhan telah berlalu, apakah kita termasuk orang yang berhasil mendapatkan yang dijanjikan Allah di bulan Ramadhan? Apa saja parameter keberhasilan seseorang menjalani Ramadhan? Lihatlah pada kualitas dan kuantitas ibadahnya setelah Ramadhan berakhir. Syawwal adalah bulan pertama setelah Ramadhan, 1 dari 11 bulan tempat kita mengevaluasi kualitas keimanan sesuai dengan tujuan shaum, menjadikan kita orang yang bertaqwa. Orang yang Ramadhannya berhasil tentu makin mantap dalam shalatnya.



Artinya: “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam
Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)
“. (QS. Adz-Dzariyat 17-18)

Kebiasaan bangun untuk sahur di bulan Ramadhan hendaklah dijadikan kebiasaan bangun untuk mendirikan shalat tahajjud, baik itu yang panjangnya 8 rakaat plus 3 rakaat witir atau pun sekedar 2 rakaat plus 1 rakaat witir. Kemudian dilanjutkan dengan memohon ampunan kepada Allah Swt.
Memohon ampunan dapat diwujudkan dengan dzikir dan istighfar. Misalnya:
Subhanallahi wabihamdihi, subhanallahil ‘adziim, astaghfirullah.

Dzikir dan istighfar hendaklah bukan hanya terucap di mulut, tetapi juga dihayati dari sisi ruhiyah sebagai sesuatu yang sesuai dengan yang kita ucapkan serta tercermin dalam keseharian. Janganlah kita sok suci karena hanya Allah yang Maha Suci. Janganlah kita gila pujian, karena segala puji hanyalah milik Allah. Sadar maupun tidak, sejak baligh hingga kini, kita banyak bergelimang dosa, untuk itu kita butuh maaf dari sesama serta ampunan hanya dari Allah Swt.

[Resume dari ceramah ba’da Shubuh Ustadz Miftah Faridl di Masjid Ad-Da’wah, Bandung, 23 Oktober 2007]

Share

Related posts

Leave a Comment